• Isekai Meikyuu De Dorei Harem wo - Chapter 006


    Chapter 006 : Pencurian

    Ikat kepala untuk pencuri diatur di sekitar tempat termasuk bandana, namun berbeda dengan yang bandit level 41 kenakan.

    Mungkin yang ini akan menjadi bandana pencuri jika kau menaruhnya di atas kepalamu .... tidak, itu mungkin hanya ikat kepala yang berbeda.

    Lalu, bandana siapa ini ....?

    "Bandana siapa itu?" "Kupikir itu yang digunakan bandit?"

    Pedagang itu sepertinya tidak mengerti.

    Mungkin aku harus lebih kuat dengan pertanyaan ku.

    Tidak ada bandit yang mengenakan bandana polos.

    Bandana bandit level 41 tidak ada di sini.

    Mungkin diam-diam ditukar dengan bandana ini.

    Jika ini adalah Jepang aku akan mundur karena aku tidak suka menarik perhatian atau masalah.

    Tapi ini bukan Jepang.

    Di dunia ini jika aku dikalahkan maka semuanya berakhir.

    Aku datang ke dunia ini, aku membela sebuah desa, dan aku membunuh seorang bandit (bahkan jika aku tidak melakukan itu untuk desa).

    Mungkin ada kesalahpahaman.

    Tidak, itu pasti bandana yang berbeda.

    "Bandit itu memakai bandana yang berbeda." "Hah....?"

    Para pedagang menghadapi terkejut dalam keheranan.

    Pedagang itu tampaknya tidak bersalah, atau sangat pandai berakting.

    "××××××××××" (TN: orang berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal) "××××××××××"

    Kepala desa telah kembali.

    Dia juga tidak bersalah menilai dari reaksinya.

    "Tidak mungkin ... kita harus menyelidiki ini. Harap tunggu sebentar."

    Kepala desa pergi dengan cepat.

    Apa yang akan terjadi sekarang?

    Aku benar-benar merasa seperti Wong ndesit (Wong Deso) Lv2.

    Ini tidak akan baik jika ini menjadi keributan besar.

    Bisakah benda yang curi ditemukan dengan mudah?

    Jika kepala desa terlibat aku bisa diserang oleh semua penduduk desa, dan aku tidak akan bisa menang.

    Apakah aku terlalu gegabah?

    Meski begitu, aku kesal pada pencurian dan tidak suka diam.

    Tidak baik bersabar di dunia ini.

    Paling tidak aku harus menyiapkan Durandal ku.

    Ketika aku melihat-lihat, aku melihat seorang wanita dengan tiga pedang. Dia mungkin mantan petualang.

    "Bagaimana dengan pedang itu?"

    Aku mencoba bertanya pada pedagang.

    "Hmmmm" "Bolehkah saya melihat mereka?" "××××××××××" "××××××××××"

    Pedagang itu mengatakan sesuatu, dan wanita itu mengulurkan pedang.

    Tirihi | perempuan | 31 tahun | Wong Deso Lv12

    Pedang: Flaming Rapier [Golek’i dewe neng mbah google].

    Apakah dia seorang petualang janda?

    Dia memiliki rambut pirang seperti seseorang dari Eropa Timur.

    Dia sedikit kusam karena tinggal di pedesaan, tapi aku akan senang menghabiskan malam bersamanya.

    Bahkan penduduk desa di dunia ini sangat cantik.

    Aku ingin sekali meminta bantuannya di malam hari.

    Dia janda dan ....

    Ah, delusi ku mulai meledak.

    Aku pahlawan yang menyelamatkan desa.

    Tidakkah aku harus menekan ini untuk "hadiah" malam hari?

    Mereka sangat ramah di sini.

    Aku mengambil pedang di tanganku.

    Rapier: Pedang satu tangan.

    Skill: Pedang api.

    "Ini sepertinya pedang yang bagus."
    "Apakah itu?"

    Aku tahan.

    "Pedang Api!"

    Aku mengayunkan Rapier.

    ...

    Tidak ada yang terjadi.

    Pedang itu hanya terguncang.

    Tirihi dan pedagang menatapku dengan curiga.

    Aku pikir aku melewati bendera game.

    Mantra mengambang di kepalaku.

    Haruskah aku membacanya?

    Pedang ini pasti memiliki skill pedang api.

    Mungkin ada efek api saat memotong.

    "Aku memanggil hatiku, lepaskan kekuatanmu dalam semburan. Pedang Api!"

    Aku membaca mantra, dan api menutupi bilah rapier.

    Hmm.

    Luar biasa!

    "Ha ~ kau ......"

    Tirihi juga terlihat terkejut.

    Bukankah ini pedang suamimu?

    Mungkin aku seharusnya tidak mengatakan apa-apa?

    Di ujung pandangan ku, aku melihat kepala desa berbicara dengan seorang penduduk desa.

    Penduduk desa sepertinya telah melihat kobaran api dan terlihat terkejut.

    Apa yang terjadi jika aku mencuri sesuatu? Akan lebih baik untuk mencari tahu.

    Padahal aku sudah memakai sandal orang lain.

    "××××××××××" "××××××××××"

    Pedagang dan Tirihi juga berbicara.

    Tiba-tiba aku merasa lelah, bukan secara fisik, tetapi secara mental.

    Kenapa sih?

    Apakah menggunakan skill mengkonsumsi MP?

    Mungkin sihirku tidak cukup kuat.

    Menggunakan ini sering mungkin terlalu banyak untuk Wong Deso Lv2.

    "Apakah menurut Anda ini kemungkinan akan laku?"

    Pedagang itu bertanya.

    "Maaf, saya tidak yakin tentang nilainya." "Itu terlihat luar biasa." "Saya hanya tidak tahu berapa harga yang bagus untuk hal semacam ini. Anda harus membawa ini ke toko senjata untuk dihargai."

    Aku bahkan tidak tahu seperti apa nilai mata uang di dunia ini.

    "××××××××××" "××××××××××"

    Pedagang itu mengatakan sesuatu dan Tirihi mendatangiku.

    Aku mengembalikan pedang apinya, dan Tirihi memberiku pedang kedua.

    Pedang: Pedang satu tangan.

    Skill: (Kosong) (Kosong)

    Ada dua slot skill yang tidak digunakan pada pedang ini.

    Sepertinya pedang ini juga cukup bagus.

    "Ini tidak memiliki skill, tapi itu masih pedang yang bagus." "Seorang petualang yang meninggal biasanya merawatnya dengan sangat baik."

    Apakah mereka tahu ada slot skill kosong di sana?

    Mungkin kau membutuhkan intuisi petualang.

    "Anda harus memeriksa nilainya di toko senjata juga. Mereka mungkin membelinya." "××××××××××" "××××××××××"

    Aku mengembalikan pedang ke Tirihi.

    Belati: Pedang satu tangan.

    Pedang terakhir tampaknya hanya belati biasa.

    Itu mungkin tidak terlalu berharga.

    "Ini adalah belati biasa. Ini tidak buruk, tetapi nilainya tidak akan tinggi, namun mudah untuk digunakan wanita. Sebagai kenang-kenangan dari mantan petualang Anda harus menghargainya."

    Aku memberikan belati kembali ke Tirihi.

    "××××××××××"

    Setelah mendengar dari pedagang, mata Tirihi memerah.

    Sambil menahan air mata, Tirihi pergi dengan pedang.

    Aku pikir aku sudah mengingatkannya tentang suaminya, dan melewati bendera.

    Setelah Tirihi pergi, kepala desa masuk dengan beberapa pria.

    "Saya minta maaf. Pria ini diam-diam menukar bandana itu."

    Seorang pria yang mengenakan borgol kayu sedang menundukkan kepala ke bawah di belakang kepala desa.

    Apakah dia melakukannya sendiri, atau dia adalah kambing hitam?

    "××××××××××" "××××××××××" "Ini barang yang benar."

    Ketika kepala desa mendesaknya, pria berikutnya akan membawakan bandana.

    Ini adalah bandana pencuri.

    Tidak ada skill di bandana.

    "Ya, ini dia." "Dan, hukuman untuk pria ini ....?"

    Kepala desa melihat ekspresiku.

    Aku mengerti apa yang mereka inginkan.

    Tidak akan menjadi masalah serius jika mereka menanganinya di desa.

    "Aturan desa Anda akan baik-baik saja. Saya tidak akan keberatan bagaimana Anda menanganinya"

    Aku pikir aku cukup pandai membaca mood.

    "Saya mengerti"

    Kepala desa tampaknya agak kecewa.

    Apakah aku salah mengerti sesuatu?

    "××××××××××" "××××××××××"

    Kepala desa mengatakan sesuatu kepada penjahat.

    Dia ditarik ke depan oleh borgol.

    "Niat jiwa, nafas kebijaksanaan, kartu intelijen, terbuka!"

    Ketika kepala desa membacakan mantra, sebuah kartu muncul dari belakang tangan kiri para penjahat.

    Apa yang sedang terjadi?

    Luar biasa!

    Sama dengan ketika aku mendapat kartu intelijen dari pencuri beberapa waktu lalu.

    Bagaimana ini bisa terjadi?

    Kepala desa menggumamkan sesuatu ke kartu penjahat.

    "Apa yang baru saja Anda lakukan?" "Aku menambahkan status budak ke kartu intelijennya. Dia akan tetap menjadi budak sekarang sampai kita membebaskannya, atau sampai denda dibayar." "Baik"

    Ini membingungkan.

    Aku kira entah bagaimana kartu intelijen berisi informasi penting tentang kehidupan seseorang.

    Itu mungkin juga bukti bagi pencuri dengan hadiah di kepala mereka.

    "Peraturan desa kami menyatakan bahwa jika ada pencurian, penjahat akan menjadi budak dan kemudian dijual. Setengah dari uang hasil penjualan mereka akan digunakan untuk keluarga mereka, dan setengahnya lagi untuk korban mereka."

    Ini cukup parah.

    Jadi ini adalah bagaimana seseorang menjadi budak.

    Aku mengerti sekarang.

    Aku ingin kepala desa memberi tahu ku sejak awal.

    Sebagai korban, aku merasa tidak perlu sejauh ini, tetapi sudah terlambat untuk mengatakannya sekarang.

    "Itu pelanggaran pertama, saya tidak keberatan jika anda menunjukkan belas kasihan." "Saya mengerti. Saya minta maaf atas nama desa." "Penjahat itu telah ditangkap. Sebagai kepala desa anda tidak perlu meminta maaf." "Terima kasih, sudahkah inspeksi peralatan selesai?" "Inggih" "Kalau begitu tolong datang ke rumahku. Sarapan hampir siap." "Terima kasih."

    Aku senang kami mengubah topik pembicaraan.

    Aku pikir aku akan mencoba dan meninggalkan tempat ini dengan cepat.

    0 komentar:

    Posting Komentar

  • Next Prev